Minggu, 12 Desember 2010

TATA SURYA BARU

Ilmuwan Temukan Rangkaian Tata Surya Baru

User Rating: / 0
PoorBest 
Ahmad Taufiqurrakhman - Okezone

(gambar: ilustrasi)
LONDON - Ditemukan sebuah sistem tata surya baru yang berisi tujuh planet dengan jarak 127 tahun cahaya dari Bumi. Sistem tata surya ini dipercaya oleh para ilmuwan sebagai yang terbesar sesudah matahari.

"Kami telah menemukan bahwa tata-surya tersebut sama seperti tata surya pada umumnya," kata Dr. Christope Lovis, ilmuwan dari European Southern Observatory (ESO), seperti dikutip melalui Telegraph, Rabu (25/8/2010).

Awalnya, para ilmuwan mengonfirmasi bahwa ada lima planet di tata surya tersebut, namun kemudian setelah dianalisa ternyata ada dua planet lagi. Jarak antara planet-planet tersebut dengan bintangnya juga sama seperti tata surya kita.

"Penemuan yang luar biasa ini juga menunjukkan bahwa kita kini memasuki era penelitian exoplanet, studi mengenai sistem planet-planet. Pembelajaran mengenai pergerakan planet pada orbitnya memberitahukan kepada kita mengenai proses evolusi dari tata surya tersebut," tambah Lovis.

Bintang dari tata surya tersebut, bernama HD 10180, berada di selatan konstelasi Hydrus dengan jarak 127 tahun cahaya dari Bumi.

Para astronom dengan sabar mempelajari selama enam tahun dengan menggunakan alat HARPS spectograph, yang dipasang pada teleskop ESO di La Silla, Chilli.

Planet-planet di tata surya ini berukuran 13 sampai 25 kali dari bumi. Dengan waktu orbit selama 600 hari.

Dr Lovis mengatakan, mereka juga sedang meneliti dua planet dari ketujuh planet yang ada di tata surya tersebut. Yang satu berukuran seperti planet Saturnus, yang satu lagi berukuran hampir sama seperti bumi.

Sampai saat ini para astronom telah menemukan 15 tata surya yang memiliki setidaknya tiga planet. Yang terakhir adalah 55 Calibri, sebuah tata surya yang terdiri dari dua matahari dan lima planet.
(srn)

galaxy wallpapers 3


LONDON - Ditemukan sebuah sistem tata surya baru yang berisi tujuh planet dengan jarak 127 tahun cahaya dari Bumi. Sistem tata surya ini dipercaya oleh para ilmuwan sebagai yang terbesar sesudah matahari.

"Kami telah menemukan bahwa tata-surya tersebut sama seperti tata surya pada umumnya," kata Dr. Christope Lovis, ilmuwan dari European Southern Observatory (ESO), seperti dikutip melalui Telegraph, Rabu (25/8/2010).

Awalnya, para ilmuwan mengonfirmasi bahwa ada lima planet di tata surya tersebut, namun kemudian setelah dianalisa ternyata ada dua planet lagi. Jarak antara planet-planet tersebut dengan bintangnya juga sama seperti tata surya kita.
Spoiler for tata surya

"Penemuan yang luar biasa ini juga menunjukkan bahwa kita kini memasuki era penelitian exoplanet, studi mengenai sistem planet-planet. Pembelajaran mengenai pergerakan planet pada orbitnya memberitahukan kepada kita mengenai proses evolusi dari tata surya tersebut," tambah Lovis.

Bintang dari tata surya tersebut, bernama HD 10180, berada di selatan konstelasi Hydrus dengan jarak 127 tahun cahaya dari Bumi.

Para astronom dengan sabar mempelajari selama enam tahun dengan menggunakan alat HARPS spectograph, yang dipasang pada teleskop ESO di La Silla, Chilli.

Planet-planet di tata surya ini berukuran 13 sampai 25 kali dari bumi. Dengan waktu orbit selama 600 hari.

Dr Lovis mengatakan, mereka juga sedang meneliti dua planet dari ketujuh planet yang ada di tata surya tersebut. Yang satu berukuran seperti planet Saturnus, yang satu lagi berukuran hampir sama seperti bumi.

Sampai saat ini para astronom telah menemukan 15 tata surya yang memiliki setidaknya tiga planet. Yang terakhir adalah 55 Calibri, sebuah tata surya yang terdiri dari dua matahari dan lima planet.

Spoiler for Anggota tata surya


Spoiler for Anggota tata surya
Anggota. tata. surya yang lain adalah:

Asteroida, berbentuk semacam planet tetapi sangat kecil, bergaris tengah 500 mil, jumlahnya lebih dari 2.000 buah dan terletak antara Mars dan Jupiter.


Komet atau bintang berekor. Garis edarnya eksentrik, perihelionnya sangat dekat dengan matahari, sedangkan aphelionnya sangat jauh, berupa bola gas pijar seperti matahari.


Meteor, merupakan batuan dingin yang terjadi akibat gaya tarik bumi sehingga masuk ke atmosfer menjadi pijar karena bergesekan dengan atmosfer.


Spoiler for Planet baru
WASHINGTON -- Sebuah benda dari bebatuan serupa dengan komet dan dikenal sebagai planet kecil telah ditemukan di tata surya, sekitar 3,2 miliar kilometer dari Bumi, dan penemuan ini bisa memberikan petunjuk tentang pembentukan komet, para ilmuwan menyatakan Senin. Planet kecil 2006 SQ373, yang garis tengahnya sekitar 96 kilometer, jaraknya agak dekat dengan Bumi ketimbang dengan planet Neptunus dan mengorbit Matahari dalam waktu 22.500 tahun dengan menempuh lintasan sejauh 241 miliar kilometer, para peneliti dari Survei Langit Digital Sloan mengumumkan dalam pertemuan para astronom di Chicago.

Berbagai planet besar, seperti Bumi dan Mars, mengelilingi Matahari dalam orbit yang lebih bundar, namun benda langit tersebut memiliki orbit lebih eliptik serupa dengan komet, tutur Andrew Becker, astronom Universitas Washington yang mempimpin riset itu. Orbitnya yang aneh sama dengan satu-satunya benda langit yang kini dikenal, Sedna, sebuah planet cebol yang ditemukan pada 2003.

Planet baru berukuran kecil itu boleh jadi dari Awan Oort, tempat beradanya benda-benda terdiri dari es yang dipercaya para ilmuwan sebagai tempat kelahiran banyak asteroid, atau kemungkinan terbentuk "seperti Pluto, di sabuk reruntuhan es di sekitar Neptunus, dan kemudian terpental sangat jauh setelah bertemu dengan gravitasi Neptunus atau Uranus," kata peneliti Nathan Kaib.

Planet kecil merupakan kategori yang luas atas berbagai benda langit yang mengorbit di sekitar Matahari dan bukan termasuk planet penuh atau komet. Kategorinya termasuk dalam planet cebol, seperti Pluto, yang penurunannya sebagai planet penuh memicu kontroversi pada 2006.

Komet tanpa ekor
Planet baru tersebut tidak disebut sebagai planet cebol. Sebaliknya, para ilmuwan menekankan kesamaannya dengan berbagai komet, namun menyatakan benda itu tak memiliki ekor yang khas yang biasanya dimiliki berbagai komet.
Para ilmuwan menemukan benda langit itu saat mereka mencari supernova. "Jika anda dapat menemukan sesuatu yang meledak, anda juga bisa mendapatkan berbagai hal yang bergerak," kata Lynne Jones, astronom dari Universitas Washington, dalam pernyataan persnya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar