Minggu, 12 Desember 2010

TATA SURYA

 

NASA Ungkap Data tentang Batas Tata Surya

Senin, 4 Oktober 2010 - 14:28 wib
Ahmad Taufiqurrakhman - Okezone

(gambar: nature.com)
WASHINGTON - NASA akan mengumpulkan para ilmuwan untuk mengumumkan penemuan baru mengenai batas dari tata surya, yang dilakukan melalui pengamatan pesawat luar angkasa di orbit sekitar bumi.

Badan antariksa Amerika Serikat tersebut akan mengadakan teleconference untuk mendiskusikan penemuan teranyar dari pesawat angkasa Boundary Explorer, yang mempelajari batas tata-surya dari orbit yang berjarak 322.000 km dari atas Bumi. Demikian seperti yang dikutip dari Space.com, Senin (4/10/2010).

Pihak NASA mengatakan bahwa teleconference tersebut akan disiarkan secara live di audiochannel NASA dan empat ilmuwan akan berpartisipasi. Keempat ilmuwan tersebut adalah, Arik Posner, Nathan Schwadron, David McComas dan Merav Opher.

Sebelumnya NASA telah meluncurkan pesawat tanpa awak IBEX (Interstellar Boundary Explorer) di tahun 2008 untuk memetakan batas antara tata surya dengan bagian luar tata surya. Pesawat IBEX yang bernilai USD169 juta dibangun untuk misi selama dua tahun. Sejauh ini, IBEX telah mengabarkan banyak penemuan yang mengejutkan. Tahun lalu, contohnya, IBEX mendeteksi sebuah lapisan tipis berwarna merah di ujung tata surya, yang kemudian kini diklaim oleh ilmuwan sebagai solar wind (angin matahari).

Dan pada awal tahun ini, para ilmuwan mengumumkan bahwa IBEX telah melihat untuk pertama kalinya solar wind (angin matahari), arus partikel yang berkecepatan jutaan mil per jam.

 

 

Tata Surya

Anggota Tata Surya

Bumi dan Bulan adalah bagian dari sistem besar tata surya. Tata surya terdiri dari bintang bernama Matahari, 8 planet, planet katai, asteroid, komet. Secara kronologis, anggota tata surya berasal dari awan antar bintang yang terlibat dalam pembentukan Matahari.
Sebelum terbentuk, tata surya hanyalah awan antar bintang. Akibat ledakan dari bintang tetangga, awan antar bintang ini menjadi tidak stabil lalu mengerut.
Rotasi membuat awan antar bintang yang semula mengerut secara secara seragam ke pusat massa memipih. Awan yang semual berbentuk bola berubah bentuk menyerupai cakram. Pusat cakram dengan cepat memanas dan menjadi protobintang. Sementara di bagian lain cakram, material mengalami penggumpalan.
Angin dari protobintang membuat material ringan terhembus ke daerah luar sementara material yang menggumpal cenderung mempertahankan posisinya. Gumpalan ini kemudian teraggregasi membentuk protoplanet dengan lintasan tertentu.
Protobintang kemudian menjadi Matahari dan protoplanet berubah menjadi planet. Sementara bagian terluar dari awan antar bintang menjadi Awan Oort yang hingga sekarang dijadikan batas terluar tata surya.
tata surya


Asal Usul Tata Surya

Banyak hipotesis tentang asal usul tata surya telah dikemukakan para ahli, diantaranya :

1. Hipotesis Nebula
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant(1724-1804) pada tahun 1775. Kemudian hipotesis ini disempurnakan oleh Pierre Marquis de Laplace pada tahun 1796. Oleh karena itu, hipotesis ini lebih dikenal dengan Hipotesis nebula Kant-Laplace. Pada tahap awal tata surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula. Unsur gas sebagian besar berupa hidrogen. Karena gaya gravitasi yang dimilikinya, kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu. Akibatnya, suhu kabut memanas dan akhirnya menjadi bintang raksasa yang disebut matahari. Matahari raksasa terus menyusut dan perputarannya semakin cepat. Selanjutnya cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam. Dengan cara yang sama, planet luar juga terbentuk.

2. Hipotesis Planetisimal

Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlain dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa tata surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang hampir menabrak matahari.

3. Hipotesis Pasang Surut Bintang
Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jean dan Herold Jaffries pada tahun 1917. Hipotesis pasang surut bintang sangat mirip dengan hipotesis planetisimal. Namun perbedaannya terletak pada jumlah awalnya matahari.

4. Hipotesis Kondensasi
Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
 
5. Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya tata surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil.

6. Teori Big Bang
Tetapi diantara semua itu, yang paling terkenal adalah Teori Big Bang.
Berdasarkan Teori Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.

Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:

1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.

Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca.

Kesimpulan
Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai proses terbentuknya bumi, yaitu:

1. Bumi berasal dari suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat, kemudian membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku membentuk galaksi Bima Sakti, lalu sistem tata surya.Bumi terbentuk dari bagian kecil ringan yang terlempar ke luar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang mendingin dan memadat sehingga terbentuklah bumi.

2. Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk, diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.

Planet Berbatu Pertama di Luar Tata Surya Ditemukan

Kamis, 17 September 2009 - 12:33 wib
Rachmatunnisa - Okezone

(Foto: CNN)
WASHINGTON - Penemuan terbaru di dunia sains ini akan membuka jalan menuju pemahaman yang lebih luas tentang pengetahuan mengenai tata surya. Ilmuwan baru saja menemukan sebuah planet berbatu pertama di luar tata surya Bumi.

"Ini adalah penemuan pertama keberadaan planet berbatu di luar sistem tata surya kita," kata astronom Artie Hatze yang dikutip dari CNN, Kamis (17/9/2009).

Planet yang dinamakan CoRoT-7b ini pertama kali diketahui keberadaanya melalui satelit CoRoT, sebuah teleskop berukuran 30 cm yang diluncurkan oleh European Space Agency pada awal 2008. Misi CoRoT ini memang dikhususkan untuk mencari planet berbatu di luar sistem tata surya kita.

Namun butuh waktu satu bulan melakukan observasi untuk menentukan bahwa planet tersebut memiliki komposisi mirip dengan Bumi.

Menurut Hatze, ciri-ciri fisik planet ini sangat berbeda dengan planet lain seperti Jupiter dan Saturnus yang penuh dengan gas. Komposisi planet tersebut kemungkinan besar mirip dengan Bumi, namun lingkungan kawasan planet tersebut lebih nampak bagaikan neraka.

Diperkirakan temperatur suhu disana berkisar diatas 3.600 derajat Fahrenheit atau setara dengan 2.000 derajat Celsius pada siang hari. Sementara jika malam tiba, suhunya berada pada -328 derajat Fahrenheit atau -200 derajat Celsius.

Hatzes menjelaskan, salah satu sisi dari bagian tubuh planet tersebut selalu menghadap matahari sementara sisi lainnya cenderung menjauhi matahari. Sisi yang menghadap matahari kemungkinan nampak mencair sedangkan sisi lainnya bisa jadi mengandung es yang berasal dari air yang membeku andaikan di planet tersebut terdapat air.

Mereka kemudian dibantu oleh fakta bahwa CoRoT-7b relatif dekat dengan Bumi dengan jarak sekira 500 tahun cahaya dalam peta bintang Monoceros, Unicorn. CoRoT-7b pun kemudian disebut sebagai planet terkecil yang pernah ditemukan di luar sistem tata surya Bumi. (rah)
 

NASA Akan Kembali ke Mars

Rabu, 6 Oktober 2010 - 10:23 wib
Susetyo Dwi Prihadi - Okezone
Ilustrasi
WASHINGTON - Badan antariksa Amerika Serikat NASA mengumumkan telah memberi lampu hijau untuk kembali menjalankan misi ke Mars. Misi ini bertujuan menyelidiki misteri bagaimana 'planet merah' kehilangan atmosfernya.

NASA memberikan persetujuan pada proyek yang diberi nama 'Pengembangan dan peluncuran Atmosfer Mars dan Atsiri Evolutioni 2013,'. Proyek juga dapat menampilkan kemungkinan Mars mendukung kehidupan.

"Pemahaman yang lebih baik dari atmosfer atas dan peran planet itu sendiri telah memainkan dan diperlukan untuk menutup lubang besar dalam pemahaman kita tentang Mars," kata Bruce Jakosky of the Laboratory for Atmospheric and Space Physics at the University of Colorado in Boulder, seperti yang dilansir melalui Strait Times, Rabu (6/10/2010).

"Kami sangat bersemangat tentang memiliki kesempatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari ilmu mendasar ini," tambahnya.

Proyek yang sedianya akan diluncurkan pada bulan November 2013 akan menguras dana hingga USD438 juta.

"Petunjuk di Mars tentang permukaan termasuk fitur yang mirip dasar sungai dan kaya mineral, yang hanya bisa terbentuk dalam keberadaan air, di duga membuat planet merah tersebut pernah memiliki suasana lebih padat, yang mendukung keberadaan air dan zat cair di permukaan, "kata NASA.

"Namun sebagian besar atmosfer Mars hilang sebagai bagian dari perubahan iklim yang dramatis," sebutnya lagi.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar